MENURUNNYA
MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER
KELOMPOK
ILMIAH REMAJA (KIR)
TIM
PENELITI
YOLANDA
PUTRI (XI-IA 3)
KHORI
ARSYIZI HAKIM (XI-IA 2)
TAHUN
PELAJARAN 2013
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN
BAB 1
PENDAHULUAN
- JUDUL PENELITIAN
Menurunya
minat siswa terhadap ekstrakurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR )
- LATAR BELAKANG MASALAH
Di
zaman yang serba moderen seperti saat ini, banyak peserta didik sudah
mempunyai kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif sesuai
dengan tingkat dan bidang pendidikannya. Mereka suka mencari
solusi dari
semua permasalahan sains, sosial yang berkembang di sekolah maupun di
masyarakat. Maka dari itu , diperlukan suatu wadah yang tepat untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif bagi
peserta didik tersebut.
Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR) adalah suatu wadah bagi kelompok remaja yang
melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang
disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti sebagai
suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah
penalaran yang logis, sistematis, dan rasional. Sebagai suatu
kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) merupakan suatu
organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin
mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
kini maupun masa mendatang.
Kegiatan
ekstrakurikuler KIR di MAN 1 SRAGEN di mulai sudah sangat lama. Di
perkirakan tidak lama setelah MAN 1 SRAGEN menjadi sekolah yang
populer di kalangan masyarakat dan juga di dunia pendidikan. Kegiatan
KIR di MAN 1 SRAGEN, pernah meraih kesuksesan di tahun 2002, dengan
karya tulisnya bertemakan ‘penyebab facebook’. Karya tulis
ini,sukses mencapai kemenangan tingkat kabupaten Sragen. Tetapi
setelah itu MAN 1 SRAGEN, sudah jarang eksis dalam mengikuti
perlombaan KIR lainya. Kegiatan KIR yang seharusnya bukanlah sebuah
ekstrakurikuler biasa.
Dalam
realita KIR dalam lingkungan MAN 1 SRAGEN masih berbentuk kegiatan
sunnah
yang di ikuti para siswa kelas X dan kelas XI sebagai syarat naik
kelas belaka sungguh ironis.
Di dunia yang serba modern seperti saat ini, bermiliaran hingga
bertriliunan sekolah yang ada di Republik Indonesia, berlomba-lomba
dalam meningkatkan mutu sekolah dengan berbagai cara. Salah satunya
memberi dukungan yang lebih dan pengetahuan IPTEK yang lebih luas
dari pihak sekolah untuk Ekstrakurikuler KIR dan hasil akhirnya
memang sangat memuaskan. Sekolah mereka menjadi lebih unggul di mata
masyarakat dan mendapatkan
penilaian yang
baik dimata. dunia
pendidikan. Pada tahun pelajaran 2013 ini kami selaku peneliti,
melihat adanya penurunan minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler KIR di MAN 1 SRAGEN. Maka dari itu, kami ingin
mengetahui penyebab utama dari permasalahan itu.
Dari
refrensi, kami(http://edukasi.kompasiana.com)
mendapatkan bahwa salah faktor kesuksesan kegiatan KIR adalah guru
pembimbing. Di sekolah sangat signifikan dan
dibutuhkan sekali oleh peserta didik peranan guru/pihak
pengajar. Guru
pembimbing KIR dituntut memiliki kompetensi penelitian yang cukup
memadai, metode pembimbingan peserta didik yang baik, tekun dan
kreatif serta pengorbanan waktu dan tenaga yang lebih optimal.
Melihat kompetensi yang relatif cukup berat untuk menjadi guru
pembimbing KIR, maka belum banyak guru dengan kesadaran penuh
bersedia untuk menjadi pembimbing KIR. Selain itu, rendahnya
penguasaan konsep metodologi penelitian di kalangan guru SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK menjadi kendala utama bagi sebagian besar guru untuk ikut
berpartisipasi dalam membimbing KIR di sekolah.
Salah
satu faktor yang tidak kalah penting yaitu peranan siswa dalam
mensukseskannya. Karena menurut beberapa refrensi yang kami baca
bahwa biarpun metode pengajaran,dan pembimbingan yang bagus dari
pihak guru sudah sangat maksimal tetapi peranan siswa dalam kegiatan
itu,sangat minim dan bisa di katakan pasif. Maka suatu kegiatan itu
tidak akan pernah berhasil.
Karena
sosok pengajar/guru itu sebenarnya hanya mengarahkan dan membimbing.
kalau yang di bimbing saja pasif dan tidak mau berkembang. Maka tidak
akan mungkin pula suatu kegiatan itu akan menjadi sukses.
Dari
hipotesis sementara kami,mendapatkan bahwa kegiatan KIR MAN 1 SRAGEN
tampak kurang mendapat perhatian yang cukup oleh pihak siswa. Padahal
kegiatan semacam ini akan memacu semangat peserta didik yang ingin
mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
sekarang,maupun masa yang akan datang. Salah satu manfaat penting
dari KIR yang harus di garis bawahi yaitu dapat menjadikan
peserta didik sebagai salah satu pionir daya saing manusia
Indonesia menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas yang saat
ini tengah terjadi bisa tercapai.
- RUMUSAN MASALAHDari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan kami bahas yaitu, apa penyebab dan masalah utama menurunnya, minat siswa terhadap ekstra kurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR) di MAN 1 SRAGEN pada tahun pelajaran 2013?
- TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui penyebab menurunnya minat siswa terhadap ekstrakurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR)
- MANFAAT PENELITIAN
- Agar ditemukanya masalah utama penyebab,menurunnya minat siswa terhadap ekstra kurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR).
- Sebagai tolak ukur agar di masa mendatang, kelompok ilmiah remaja ini bisa lebih di minati oleh para siswa.
- Agar Kegiatan KIR di MAN 1 SRAGEN, bisa bangkit. Dan menunjukkan prestasi di dunia pendidikan.
- Sebagai suntikan semangat agar kegiatan KIR di MAN 1SRAGEN, bisa lebih berkembang.
- Agar adanya kesadaran dari pihak siswa bahwa kegiatan KIR ini sebenarnya sangat mengasyikkan dan bermanfaat bagi siswa itu sendiri.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
- PENGERTIAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA
- Sejarah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) atau Youth Science Club (YSC) awalnya dibentuk khusus untuk remaja yang berusia sekitar 12-18 tahun oleh UNESCO. Pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan umur tersebut dirubah menjadi 12-21 tahun. Youth Science Club (YSC) di Indonesia dikenal dengan nama Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang terbentuk atas inisiatif remaja Indonesia sendiri. Diawali pada tahun 1969, Koran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya setelah difasilitasi oleh LIPI dan mengalami berbagai perkembangan, Remaja Yudha Club berubah menjadi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
- Tujuan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Secara umum kegiatan kelompok ilmiah remaja ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, pengalaman, dan kedisiplinan, kejujuran, serta daya juang untuk IPTEK pada masa kini dan masa mendatang. Dan secara khusus tujuan kegiatan ini ialah :
1.Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa secara ilmiah2. Menyiapkan remaja menjadi calon ilmuan muda3. Meningkatkan rasa ingin tahu, pantang menyerah
- Manfaat Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) bagi beberapa pihak
- Bagi siswa
- Meningkatnya daya nalar, dan daya berkreasi
- Meningkatkan rasa ingin tahu, pantang menyerah dan minat baca yang tinggi dan menambah wawasan beserta pengalaman
- Bagi guru
- Menambah wawasan IPTEK dan pengetahuan tentang pendidikan
- Meningkatnya ketrampilan dalam mendidik siswa
- Bagi pihak sekolah
- Memberikan nilai tambah dan suatu keunggulan kompetitif bagi sekolah
- Dapat memperluas hubungan kerja sama dengan sekolah lain atau instansi lainBAB 3 METODE PENELITIAN
- METODE PENELITIAN
Penelitian ini kami lakukan dengan meode angket dan juga wawancara. Untuk metode angket langsung kami sebarkan kepada responden. Responden yang di pilih yaitu, para anggota kelompok ilmiah remaja (siswa). Sedangkan untuk wawancara responden yang dipilih yaitu pihak pengajar KIR dan beberapa siswa MAN 1 Sragen yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR. Sedangkan instrumen dari penelitian yang digunakan adalah dengan angket dan juga hasil wawancara.
- LANGKAH-LANGKAH METODE PENELITIAN
- Pengambilan data autentik (absensi ekstrakurikuler KIR tahun pelajaran 2012-2013)
- Hipotesis sementara (seberapa jauh penurunan minat siswa terhadap KIR setiap bulannya)
- Pembuatan angket untuk siswa yang anggota ekstrakurikuler KIR di sertai beberapa wawancara pada siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
- Wawancara dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR
- Penyebaran angket
- Mengambil angket yang telah di sebar
- Menyimpulkan kebenaran dari hipotesis sementara,dan menyimpulkan sebab dari permasalahan
- Membuat laporan
- TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
- Penyebaran angket untuk seluruh anggota ekstrakurikuler KIR
Tempat : di setiap kelas yang beranggotakan siswa KIR
Waktu : 09.30 (disaat istirahat pertama)Hari,tanggal,bulan,tahun: Senin,22 April 2013- wawancara dengan beberapa siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
Tempat : di lingkungan MAN 1 Sragen
Waktu : 09.30 (istirahat pertama)Hari,tanggal,bulan,tahun : Senin s/d sabtu, 15-20 April 2013
- Wawancara langsung dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR
Tempat : di gang kecil, di depan ruangan LAB. Komputer MAN 1 Sragen
Waktu : 14.30 (setelah kegiatan ekstrakurikuler KIR selesai)Hari,tanggal,bulan,tahun: Jumat , 19 April 2013
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Dari data di atas kami dapatkan bahwa pada bulan februari dan april terjadi penurunan minat siswa dalam esktrakurikuler KIR hal ini dibuktikan dengan sedikitnya yang masuk dan lebih banyak nya yang membolos. Dari 40 respoden yang di pilih yaitu 20 anggota aktif maupun pasif kegiatan ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013 dan 20 siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.Dari 20 responden yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR, telah di analisa menunjukkan pengetahuan dan informasi untuk kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Sragen sangat lah minim.
Ternyata keberadaan ekstrakulikuler KIR di MAN 1 Sragen, belum begitu di kenal. Hal ini di buktikan dengan adanya pengakuan dari responden Sebesar 77,5% menyatakan dan mengakui kegiatan KIR termasuk ekstrakurikuler yang belum terkenal selain itu mereka juga tidak tahu kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan nya apa, visi dan misi nya apa, manfaat untuk siswa apa dan dan tak jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.
22,5%, menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 Sragen, menyita waktu mereka untuk bermain dan juga di karenakan terlalu banyak mengikuti organisasi.
BAB 5 PEMBAHASANSesuai dengan Tujuan kami dalam melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui penyebab menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013. Maka dari itu kami bentuk dalam dua pembahasan- Pembahasan masalah dalam ekstrakurikuler KIR
- Pembahasan masalah pandangan KIR oleh siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
- PEMBAHASAN MASALAH DALAM EKSTRAKURIKULER KIR
Setelah kami menyebarkan angket kepada 20 anggota KIR baik yang aktif maupun anggota yang pasif. Kami dapatkan beberapa permasalahan yang menyebabkan kegiatan ekstrakurikuler KIR ini menurun adalah :
Ekstrakurikuler KIR di dalam melakukan penelitian/percobaan memang tidak selalu berjalan dengan mulus, dan beberapa kali percobaan/penelitian itu menjadi terbengkalai dan di lupakan. Sebesar 100% responden anggota KIR menyatakan bahwa hal itu bisa terjadi di karenakan tidak adanya pemahaman lengkap dan waku yang sangat terbatas untuk membahas percobaan/penelitian tersebut. hal ini juga di akui sendiri oleh pihak pengajar ‘karena terlalu banyak kegiatan,waktu yang terbatas,dan juga biaya’ tuturnya tegas.
Kurangnya peralatan yang menunjang kegiatan dan kurangnya perhatian yang cukup dari pihak sekolah. Menjadi salah satu permasalahan penting. 65% responden menyatakan ekstrakurikuler KIR, belum mempunyai peralatan ekstrakurikuler yang memadai. Hal ini membuat mereka di saat melakukan penelitian/percobaan menjadi kalang kabut di saat mencari peralatan yang di butuhkan dan salah seorang dari mereka menuturkan ‘jika peralatan yang di sediakan sudah memadai biarpun minim,hal itu kan dapat membuat kami menjadi lebih leluasa dalam mendapatkan ide untuk penelitian/percobaan dengan peralatan yang sudah ada’ tuturnya. sedangkan 35% responden mengaku bahwa belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pihak sekolah,menurut mereka ekstrakurikuler KIR masih jauh di belakang beberapa bentuk organisasi yang di elu-elukan seperti Osis,DA, dan pramuka.
Salah satu pantun yang tepat untuk masalah yang satu ini adalah ‘jika tak kenal maka tak sayang’ .kami pihak peneliti dalam realita mendapatkan bahwa Kurang bersahabatnya suasana dalam anggota KIR,sebesar 55% responden menyatakan bahwa beberapa kakak kelas XI IA maupun IS yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak begitu akrab dengan kelas X ,cuek dengan adik kelas, dan mereka hanya berinteraksi dengan sesama kelas XI. sebesar 45% menyetujui pernyataan di atas dan juga menyatakan banyak anggota KIR yang jarang masuk sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi di antara mereka.
Seperti kata pihak pengajar di saat kami wawancarai bahwa KIR itu berkembang atau tidak nya tergantung siswa-siswinya. dalam penelitian yang telah di dapatkan dari sumber yang autentik berupa absensi. Kami mendapatkan sebesar 65% dari anggota KIR adalah anggota pasif, mereka jarang masuk KIR hal di sebabkan tidak bisanya mengatur waktu,dan ada yang lebih parahnya lagi tidak tahu jadwal KIR padahal beberapa temannya sudah pernah menginggatkan perubahan waktu di KIR. Hal ini di sertai pula oleh 35% responden menyatakan bahwa mereka secara terpaksa tidak ikut KIR hal itu di karenakan ada kepentingan lain yang sangat penting dan tidak bisa untuk di tinggalkan.
Sebuah ide yang cemerlang dari pihak siswa adalah salah satu kunci utama meraih kesuksesan dalam suatu kegiatan. Tetapi dalam penelitian kami 72% anggota KIR di saat ingin mengutarakan sebuah Ide, mereka malu-malu dan takut bila ide itu hanya ide tidak berguna, maka tidak di utarakan pada pihak pengajar. Dan hanya 28% dari responden yang mengutarakan ide mereka dengan berani.
Ekstrakurikuler KIR memang banyak melakukan penelitian/percobaan dengan cara kerjasama. Tetapi,beberapa dari responden kurang enjoy di saat melakukan kerjasama hal ini tidak lain dan tidak bukan di karenakan kurangnya komunikasi di antara mereka. Yang menyebabkan di saat penelitian/percobaan hasilnya kurang memuaskan. Hal ini juga di kuatkan dengan 40% responden menyatakan sikap mereka disaat percobaan/penelitian hanya masa bodoh. Sedangkan 35% dari responden bersikap sangat antusias dan bersemangat. Sisanya 25% responden hanya bersikap biasa saja dalam melakukan percobaan/penelitian.
Waktu dan kegiatan memang sering kali menjadi hambatan dalam diri manusia. Tetapi jika manusia nya itu sendiri bisa mengatur waktunya dengan baik maka kesuksesan dapat di raihnya. Dalam kegiatan KIR ke efisienan waktu dalam membahas dan menerima saran,didikan dari pihak pengajar masihlah sangat minim. Sebesar 68,5% responden menyatakan waktu ekstra KIR ini kuranglah sangat efisien. Hal ini di karenakan banyak dari mereka yang sudah letih setelah pulang sekolah. Yang membuat mereka tidak konsentrasi lagi dalam menerima informasi dan saran dar pihak pengajar. Tetapi 31,5 responden menyangkal hal itu mereka berpendapat bahwa kegiatan KIR sudah sangat tepat waktunya dan memang sedikit kurang efisien di karenakan waktu yang terbatas untuk membahas suatu masalah yang sedang di teliti. Menurut pihak pengajar sebenarnya kegiatan KIR itu tidak harus di kerjakan di sekolah di saat kegiatan KIR berlangsung,melainkan di rumah maupun di luar sekolah. Tetapi hal ini juga di tolak oleh beberapa responden yang kami wawancarai. Mereka menyatakan kalau melakukan kegiatan KIR di luar sekolah apalagi tidak ada pembimbing sangat sulit untuk mencapai konsentrasi,dan akhirnya kami malah lebih banyak bercanda ketimbang melakukan kegiatan KIR.
- PEMBAHASAN MASALAH PANDANGAN KIR OLEH SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKULIKER KIR
Dari wawancara kami mendapatkan. Ternyata keberadaan ekstrakulikuler KIR di MAN 1 Sragen, belum begitu di kenal. Hal ini di buktikan dengan adanya pengakuan dari responden Sebesar 77,5% menyatakan dan mengakui kegiatan KIR termasuk ekstrakurikuler yang belum terkenal selain itu mereka juga tidak tahu kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan nya apa, visi dan misi nya apa, manfaat untuk siswa apa dan dan tak jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.
Selain itu ,22,5% responden menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 Sragen. sungguh sangat ironis. mereka beranggapan mengikuti ekstrakurikuler KIR itu menyita waktu mereka untuk bermain dan juga di karenakan mereka sudah terlalu banyak mengikuti organisasi.
Maka dari pembahasan yang telah kami paparkan. Penyebab menurunya minat siswa dalam memgikuti kegiatan ekstrakurikuker KIR disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :- Kurang nya interaksi antar anggota KIR
- Kurangnya pemahaman siswa dalam tujuan mengikuti KIR dan kesadaran bahwa mengikuti ekstrakurikuler KIR itu sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa
- kurangnya tanggung jawab siswa dalam menjalani ekstrakurikuler yang telah dia pilih
- Di karenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai membuat KIR kurang begitu di minati oleh siswa.
- Dan hal yang penyebab yang paling penting dalam penelitian ini adalah kurangnya perhatian dari pihak siswa terhadap ekstrakurikuker KIR dan kurangnya keberanian dalam mengutarakan ide yang berakibat fatal yaitu tidak bisa berkembangnya kegiatan KIR di MAN 1 Sragen
(gambar di atas adalah salah satu bentuk kegiatan KIR yang sempat kami abadikan sebagai pelengkap laporan penelitian)
- Penjelasan gambar
- Dari gambar itu kami buktikan bahwa anggota KIR yang aktif hanya beberapa orang saja.
- Kegiatan KIR pun di lakukan di dalam sebuah kelas X tepat nya kelas X-E
Seperti kata Bapak Syaiful Rohman dalam Kompas (2011) bahwa perlu inisiatif, kepedulian dan peran serta semua pemangku kepentingan (stakeholders) baik siswa, pihak sekolah, pihak pngajar eskul KIR. Agar Ekskul KIR itu bisa berkembang dan maju.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah di lakukan maka kami simpulkan penyebab dari menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013 yaitu :- Sarana dan prasarana yang kurang memadai
- Termasuk kategori ekstrakurikuler yang kurang terkenal di MAN 1 Sragen
- Kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari pihak sekolah, masih kalah dengan organisasi lainya.
- Kurang adanya informasi yang lengkap tentang ekstrakurikuler KIR
- Pihak siswa anggota KIR yang lebih banyak masa bodoh, dan tidak mau berkembang.
SARAN
Sehubungan dengan penurunan minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR hendaknya sekolah melengkapi sarana dan prasarana KIR yang cukup memadai. Dan kepada pihak siswa agar sadar dan bangkit semangat nya bahwa sebenarnya kegiatan ekstrakurikuler ini sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Dan terakhir pesan dari pihak pengajar semoga KIR di tahun mendatang bisa lebih maju, berkembang dan peminatnya lebih banyak.DAFTAR PUSTAKA
Sutirjo,2004, Penulisan karya ilmiah SMP & SMA,Jakarta,Citra mentari Group