Dapat memperluas
hubungan kerja sama dengan sekolah lain atau instansi lain
BAB 3
METODE PENELITIAN
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini kami lakukan dengan meode angket dan juga wawancara. Untuk metode
angket langsung kami sebarkan kepada responden. Responden yang di
pilih yaitu, para anggota kelompok ilmiah remaja (siswa). Sedangkan
untuk wawancara responden yang dipilih yaitu pihak pengajar KIR dan
beberapa siswa MAN 1 Sragen yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR.
Sedangkan instrumen dari penelitian yang digunakan adalah dengan
angket dan juga hasil wawancara.
LANGKAH-LANGKAH
METODE PENELITIAN
Pengambilan
data autentik (absensi ekstrakurikuler KIR tahun pelajaran
2012-2013)
Hipotesis
sementara (seberapa jauh penurunan minat siswa terhadap KIR setiap
bulannya)
Pembuatan
angket untuk siswa yang anggota ekstrakurikuler KIR di sertai
beberapa wawancara pada siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler
KIR
Wawancara
dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR
Penyebaran
angket
Mengambil
angket yang telah di sebar
Menyimpulkan
kebenaran dari hipotesis sementara,dan menyimpulkan sebab dari
permasalahan
Membuat
laporan
TEMPAT DAN WAKTU
PENELITIAN
Penyebaran angket
untuk seluruh anggota ekstrakurikuler KIR
Tempat
: di setiap kelas yang beranggotakan siswa KIR
Waktu : 09.30
(disaat istirahat pertama)
Hari,tanggal,bulan,tahun:
Senin,22 April 2013
wawancara dengan
beberapa siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
Tempat
: di lingkungan MAN 1 Sragen
Waktu : 09.30 (istirahat pertama)
Hari,tanggal,bulan,tahun
: Senin s/d sabtu, 15-20 April 2013
Wawancara langsung
dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR
Tempat
: di gang kecil, di depan ruangan LAB. Komputer MAN 1 Sragen
Waktu
: 14.30 (setelah kegiatan ekstrakurikuler KIR selesai)
Hari,tanggal,bulan,tahun:
Jumat , 19 April 2013
BAB
4 HASIL PENELITIAN
Dari
data di atas kami dapatkan bahwa pada bulan februari dan april
terjadi penurunan minat siswa dalam esktrakurikuler KIR hal ini
dibuktikan dengan sedikitnya yang masuk dan lebih banyak nya yang
membolos. Dari
40 respoden yang di pilih yaitu 20 anggota aktif maupun pasif
kegiatan ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013 dan 20 siswa yang tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.
Dari
20 responden yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR, telah di
analisa menunjukkan pengetahuan dan informasi untuk kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 1 Sragen sangat lah minim.
Ternyata
keberadaan ekstrakulikuler KIR di MAN 1 Sragen, belum begitu di
kenal. Hal ini di buktikan dengan adanya pengakuan dari responden
Sebesar 77,5% menyatakan dan mengakui kegiatan KIR termasuk
ekstrakurikuler yang belum terkenal selain itu mereka juga tidak tahu
kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan nya apa,
visi dan misi nya apa,
manfaat untuk siswa apa
dan dan tak jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler KIR.
22,5%,
menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan ekstrakurikuler KIR
di MAN 1 Sragen, menyita waktu mereka untuk bermain dan juga di
karenakan terlalu banyak mengikuti organisasi.
BAB
5 PEMBAHASAN
Sesuai
dengan Tujuan kami dalam melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui
penyebab menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada
tahun 2013. Maka dari itu kami bentuk dalam dua pembahasan
Pembahasan masalah
dalam ekstrakurikuler KIR
Pembahasan masalah
pandangan KIR oleh siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
Setelah
kami menyebarkan angket kepada 20 anggota KIR baik yang aktif maupun
anggota yang pasif. Kami dapatkan beberapa permasalahan yang
menyebabkan kegiatan ekstrakurikuler KIR ini menurun adalah :
Ekstrakurikuler
KIR di dalam melakukan penelitian/percobaan memang tidak selalu
berjalan dengan mulus, dan beberapa kali percobaan/penelitian itu
menjadi terbengkalai dan di lupakan. Sebesar 100% responden anggota
KIR menyatakan bahwa hal itu bisa terjadi di karenakan tidak adanya
pemahaman lengkap dan waku yang sangat terbatas untuk membahas
percobaan/penelitian tersebut. hal ini juga di akui sendiri oleh
pihak pengajar ‘karena terlalu banyak kegiatan,waktu yang
terbatas,dan juga biaya’ tuturnya tegas.
Kurangnya
peralatan yang menunjang kegiatan dan kurangnya perhatian yang cukup
dari pihak sekolah. Menjadi salah satu permasalahan penting. 65%
responden menyatakan ekstrakurikuler KIR, belum mempunyai peralatan
ekstrakurikuler yang memadai. Hal ini membuat mereka di saat
melakukan penelitian/percobaan menjadi kalang
kabut di saat mencari peralatan yang di
butuhkan dan salah seorang dari mereka menuturkan ‘jika peralatan
yang di sediakan sudah memadai biarpun minim,hal itu kan dapat
membuat kami menjadi lebih leluasa dalam mendapatkan ide untuk
penelitian/percobaan dengan peralatan yang sudah ada’ tuturnya.
sedangkan 35% responden mengaku bahwa belum mendapatkan perhatian
yang cukup dari pihak sekolah,menurut mereka ekstrakurikuler KIR
masih jauh di belakang beberapa bentuk organisasi yang di elu-elukan
seperti Osis,DA, dan pramuka.
Salah
satu pantun yang tepat untuk masalah yang satu ini adalah ‘jika
tak kenal maka tak sayang’ .kami pihak
peneliti dalam realita mendapatkan bahwa Kurang bersahabatnya suasana
dalam anggota KIR,sebesar 55% responden menyatakan bahwa beberapa
kakak kelas XI IA maupun IS yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak begitu akrab dengan kelas X
,cuek dengan adik kelas, dan mereka hanya berinteraksi dengan sesama
kelas XI. sebesar 45% menyetujui pernyataan di atas dan juga
menyatakan banyak anggota KIR yang jarang masuk sehingga menyebabkan
kurangnya komunikasi di antara mereka.
Seperti
kata pihak pengajar di saat kami wawancarai bahwa KIR itu berkembang
atau tidak nya tergantung siswa-siswinya. dalam penelitian yang telah
di dapatkan dari sumber yang autentik berupa absensi. Kami
mendapatkan sebesar 65% dari anggota KIR adalah anggota pasif, mereka
jarang masuk KIR hal di sebabkan tidak bisanya mengatur waktu,dan ada
yang lebih parahnya lagi tidak tahu jadwal KIR padahal beberapa
temannya sudah pernah menginggatkan perubahan waktu di KIR. Hal ini
di sertai pula oleh 35% responden menyatakan bahwa mereka secara
terpaksa tidak ikut KIR hal itu di karenakan ada kepentingan lain
yang sangat penting dan tidak bisa untuk di tinggalkan.
Sebuah
ide yang cemerlang dari pihak siswa adalah salah satu kunci utama
meraih kesuksesan dalam suatu kegiatan. Tetapi dalam penelitian kami
72% anggota KIR di saat ingin mengutarakan sebuah Ide, mereka
malu-malu dan takut bila ide itu hanya ide tidak berguna, maka tidak
di utarakan pada pihak pengajar. Dan hanya 28% dari responden yang
mengutarakan ide mereka dengan berani.
Ekstrakurikuler
KIR memang banyak melakukan penelitian/percobaan dengan cara
kerjasama. Tetapi,beberapa dari responden kurang enjoy
di saat melakukan kerjasama hal ini tidak
lain dan tidak bukan di karenakan kurangnya komunikasi di antara
mereka. Yang menyebabkan di saat penelitian/percobaan hasilnya kurang
memuaskan. Hal ini juga di kuatkan dengan 40% responden menyatakan
sikap mereka disaat percobaan/penelitian hanya masa bodoh. Sedangkan
35% dari responden bersikap sangat antusias dan bersemangat. Sisanya
25% responden hanya bersikap biasa saja dalam melakukan
percobaan/penelitian.
Waktu
dan kegiatan memang sering kali menjadi hambatan dalam diri manusia.
Tetapi jika manusia nya itu sendiri bisa mengatur waktunya dengan
baik maka kesuksesan dapat di raihnya. Dalam kegiatan KIR ke
efisienan waktu dalam membahas dan menerima saran,didikan dari pihak
pengajar masihlah sangat minim. Sebesar 68,5% responden menyatakan
waktu ekstra KIR ini kuranglah sangat efisien. Hal ini di karenakan
banyak dari mereka yang sudah letih setelah pulang sekolah. Yang
membuat mereka tidak konsentrasi lagi dalam menerima informasi dan
saran dar pihak pengajar. Tetapi 31,5 responden menyangkal hal itu
mereka berpendapat bahwa kegiatan KIR sudah sangat tepat
waktunya dan memang sedikit kurang efisien di karenakan waktu yang
terbatas untuk membahas suatu masalah yang sedang di teliti. Menurut
pihak pengajar sebenarnya kegiatan KIR itu tidak harus di kerjakan di
sekolah di saat kegiatan KIR berlangsung,melainkan di rumah maupun di
luar sekolah. Tetapi hal ini juga di tolak oleh beberapa responden
yang kami wawancarai. Mereka menyatakan kalau melakukan kegiatan KIR
di luar sekolah apalagi tidak ada pembimbing sangat sulit untuk
mencapai konsentrasi,dan akhirnya kami malah lebih banyak bercanda
ketimbang melakukan kegiatan KIR.
Dari
wawancara kami mendapatkan. Ternyata keberadaan ekstrakulikuler KIR
di MAN 1 Sragen, belum begitu di kenal. Hal ini di buktikan dengan
adanya pengakuan dari responden Sebesar 77,5% menyatakan dan
mengakui kegiatan KIR termasuk ekstrakurikuler yang belum terkenal
selain itu mereka juga tidak tahu kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan
nya apa, visi dan misi
nya apa, manfaat untuk
siswa apa dan dan tak
jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler KIR.
Selain
itu ,22,5% responden menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan
ekstrakurikuler KIR di MAN 1 Sragen. sungguh sangat ironis. mereka beranggapan
mengikuti ekstrakurikuler KIR itu menyita waktu mereka untuk bermain
dan juga di karenakan mereka sudah terlalu banyak mengikuti
organisasi.
Maka
dari pembahasan yang telah kami paparkan. Penyebab menurunya minat
siswa dalam memgikuti kegiatan ekstrakurikuker KIR disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut :
Kurang nya interaksi
antar anggota KIR
Kurangnya pemahaman
siswa dalam tujuan mengikuti KIR dan kesadaran bahwa mengikuti
ekstrakurikuler KIR itu sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa
kurangnya tanggung
jawab siswa dalam menjalani ekstrakurikuler yang telah dia pilih
Di karenakan sarana
dan prasarana yang kurang memadai membuat KIR kurang begitu di
minati oleh siswa.
Dan hal yang penyebab
yang paling penting dalam penelitian ini adalah kurangnya perhatian
dari pihak siswa terhadap ekstrakurikuker KIR dan kurangnya
keberanian dalam mengutarakan ide yang berakibat fatal yaitu tidak
bisa berkembangnya kegiatan KIR di MAN 1 Sragen
(gambar
di atas adalah salah satu bentuk kegiatan KIR yang sempat kami
abadikan sebagai pelengkap laporan penelitian)
Seperti
kata Bapak Syaiful Rohman dalam Kompas (2011) bahwa perlu
inisiatif, kepedulian dan peran serta semua pemangku kepentingan
(stakeholders)
baik siswa, pihak sekolah, pihak pngajar eskul KIR. Agar Ekskul KIR
itu bisa berkembang dan maju.
BAB
6 KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari
penelitian yang telah di lakukan maka kami simpulkan penyebab dari
menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013
yaitu :
Sarana dan prasarana
yang kurang memadai
Termasuk kategori
ekstrakurikuler yang kurang terkenal di MAN 1 Sragen
Kurang mendapatkan
perhatian yang cukup dari pihak sekolah, masih kalah dengan
organisasi lainya.
Kurang adanya
informasi yang lengkap tentang ekstrakurikuler KIR
Pihak siswa anggota
KIR yang lebih banyak masa bodoh, dan tidak mau berkembang.
SARAN
Sehubungan
dengan penurunan minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR hendaknya
sekolah melengkapi sarana dan prasarana KIR yang cukup memadai. Dan
kepada pihak siswa agar sadar dan bangkit semangat nya bahwa
sebenarnya kegiatan ekstrakurikuler ini sangat bermanfaat bagi siswa
itu sendiri. Dan terakhir pesan dari pihak pengajar semoga KIR di
tahun mendatang bisa lebih maju, berkembang dan peminatnya lebih
banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutirjo,2004,
Penulisan karya ilmiah SMP &
SMA,Jakarta,Citra mentari Group