Selasa, 18 Maret 2014

Angket KIR

  • Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari (O) huruf yang menurut anda sesuai.

1. Anda berasal dari desa atau kota?
A. Desa B. Kota

2. Apakah anda menyukai Bahasa Jawa?
A. Sangat menyukai
B. Menyukai
C. Biasa saja
D. Tidak menyukai

3. Bahasa dominan yang sering digunakan ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua?
A. Krama inggil
B. Krama alus
C. Ngoko alus
D. Ngoko lugu
E. Bahasa Indonesia
F. Campuran

4. Jika menggunakan Bahasa Jawa, tingkatan bahasa yang sering digunakan adalah?
A. Ngoko lugu
B. Ngoko alus
C. Krama alus
D. Krama Inggil
E. Campuran

5. Bahasa dominan yang sering digunakan ketika berinteraksi dengan Guru?
A. Krama inggil
B. Krama alus
C. Ngoko alus
D. Ngoko lugu
E. Bahasa Indonesia
 F. Campuran

6. Apakah anda mempunyai kendala dalam menggunakan Bahasa Jawa ?
A. Tidak
B. Ada

7. Jika ada, apa kendala yang anda hadapi?
A. Tidak diajarkan
B. Tidak terbiasa
C. Susah dipahami
D. Lainnya...

8. Apakah orang tua anda mengajarkan Bahasa Jawa dengan baik dan benar?
A. Ia
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak

9. Jika diajarkan, dalam hal apa orang tua mengajarinya?
A. Mengerjakan pelajaran Bahasa Jawa
B. Ketika salah, orang tua membenarkan
C. Jika bertemu dengan orang yang lebih tua
D. Lainnya...

10. Apa tindakan Orang tua ketika anda menggunakan Bahasa Jawa yang tidak sesuai?
A. Membenarkannya
B. Membiarkan saja
C. Memarahi
D. Lainnya...

11. Menurut anda, pelajaran bahasa jawa itu penting atau tidak?
A. Tidak penting
B. Penting
Alasannya...

12. Tingkat frekuensi penggunaan Bahasa Jawa di sekolah dengan guru dan teman..
A. Sering
B. kadang-kadang
C. Tidak ada

13. Ketika Kegiatan Belajar berlangsung, bahasa apa yang sering anda gunakan dalam
Menyampaikan ide/gagasan?
A. Krama inggil
B. Krama alus
C. Ngoko alus
D. Ngoko lugu
E. Bahasa Indonesia
F. Campuran

14. Apakah para guru mengajarkan Bahasa Jawa ketika menyampaikan materi?
A. Sering
B. Kadang-kadang
C. Tidak pernah

 15. Ketika anda salah mengucapkan bahasa, apa tindakan guru?
A. Membenarkannya
B. Membiarkan saja
C. Memarahinya
D. Lainnya...

16. Jika menemukan kosa kata yang asing, apa tindakan anda?
A. Mencari jawabannya
B. Membiarkannya

17. Bagaimana pendapatmu tentang bahasa jawa?
A. Menyenangkan
B. Membosankan
C. Kuno (ketinggalan jaman)
D. Sulit dipahami
E. Tidak mendukung kemajuan jaman

18. Perlukah kita melestarikan penggunaan bahasa jawa?
A. Ia
B. Tidak

19. Jika ia, apa usaha anda untuk melestarikannya?
A. Membiarkannya
B. Menggunakan Bahasa Jawa setiap hari
C. mengajarkannya kepada masyarakat perkotaan
D. Lainnya...

Minggu, 13 Oktober 2013

Tugas Akhir i

MENURUNNYA MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER
KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR)

TIM PENELITI
YOLANDA PUTRI (XI-IA 3)
KHORI ARSYIZI HAKIM (XI-IA 2)

TAHUN PELAJARAN 2013
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN

  1. JUDUL PENELITIAN

Menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR )

  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Di zaman yang serba moderen seperti saat ini, banyak peserta didik sudah mempunyai kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif sesuai dengan tingkat dan bidang pendidikannya. Mereka suka mencari solusi dari semua permasalahan sains, sosial yang berkembang di sekolah maupun di masyarakat. Maka dari itu , diperlukan suatu wadah yang tepat untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif bagi peserta didik tersebut.
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah suatu wadah bagi kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, dan rasional. Sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang.

Kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 SRAGEN di mulai sudah sangat lama. Di perkirakan tidak lama setelah MAN 1 SRAGEN menjadi sekolah yang populer di kalangan masyarakat dan juga di dunia pendidikan. Kegiatan KIR di MAN 1 SRAGEN, pernah meraih kesuksesan di tahun 2002, dengan karya tulisnya bertemakan ‘penyebab facebook’. Karya tulis ini,sukses mencapai kemenangan tingkat kabupaten Sragen. Tetapi setelah itu MAN 1 SRAGEN, sudah jarang eksis dalam mengikuti perlombaan KIR lainya. Kegiatan KIR yang seharusnya bukanlah sebuah ekstrakurikuler biasa.
Dalam realita KIR dalam lingkungan MAN 1 SRAGEN masih berbentuk kegiatan sunnah yang di ikuti para siswa kelas X dan kelas XI sebagai syarat naik kelas belaka sungguh ironis. Di dunia yang serba modern seperti saat ini, bermiliaran hingga bertriliunan sekolah yang ada di Republik Indonesia, berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu sekolah dengan berbagai cara. Salah satunya memberi dukungan yang lebih dan pengetahuan IPTEK yang lebih luas dari pihak sekolah untuk Ekstrakurikuler KIR dan hasil akhirnya memang sangat memuaskan. Sekolah mereka menjadi lebih unggul di mata masyarakat dan mendapatkan penilaian yang baik dimata. dunia pendidikan. Pada tahun pelajaran 2013 ini kami selaku peneliti, melihat adanya penurunan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 SRAGEN. Maka dari itu, kami ingin mengetahui penyebab utama dari permasalahan itu.

Dari refrensi, kami(http://edukasi.kompasiana.com) mendapatkan bahwa salah faktor kesuksesan kegiatan KIR adalah guru pembimbing. Di sekolah sangat signifikan dan dibutuhkan sekali oleh peserta didik peranan guru/pihak pengajar. Guru pembimbing KIR dituntut memiliki kompetensi penelitian yang cukup memadai, metode pembimbingan peserta didik yang baik, tekun dan kreatif serta pengorbanan waktu dan tenaga yang lebih optimal. Melihat kompetensi yang relatif cukup berat untuk menjadi guru pembimbing KIR, maka belum banyak guru dengan kesadaran penuh bersedia untuk menjadi pembimbing KIR. Selain itu, rendahnya penguasaan konsep metodologi penelitian di kalangan guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK menjadi kendala utama bagi sebagian besar guru untuk ikut berpartisipasi dalam membimbing KIR di sekolah.

Salah satu faktor yang tidak kalah penting yaitu peranan siswa dalam mensukseskannya. Karena menurut beberapa refrensi yang kami baca bahwa biarpun metode pengajaran,dan pembimbingan yang bagus dari pihak guru sudah sangat maksimal tetapi peranan siswa dalam kegiatan itu,sangat minim dan bisa di katakan pasif. Maka suatu kegiatan itu tidak akan pernah berhasil.
Karena sosok pengajar/guru itu sebenarnya hanya mengarahkan dan membimbing. kalau yang di bimbing saja pasif dan tidak mau berkembang. Maka tidak akan mungkin pula suatu kegiatan itu akan menjadi sukses.

Dari hipotesis sementara kami,mendapatkan bahwa kegiatan KIR MAN 1 SRAGEN tampak kurang mendapat perhatian yang cukup oleh pihak siswa. Padahal kegiatan semacam ini akan memacu semangat peserta didik yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang,maupun masa yang akan datang. Salah satu manfaat penting dari KIR yang harus di garis bawahi yaitu dapat menjadikan peserta didik sebagai salah satu pionir daya saing manusia Indonesia menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas yang saat ini tengah terjadi bisa tercapai.


  1. RUMUSAN MASALAH
     
    Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan kami bahas yaitu, apa penyebab dan masalah utama menurunnya, minat siswa terhadap ekstra kurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR) di MAN 1 SRAGEN pada tahun pelajaran 2013?

    1. TUJUAN PENELITIAN

    Untuk mengetahui penyebab menurunnya minat siswa terhadap ekstrakurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR)

    1. MANFAAT PENELITIAN

    1. Agar ditemukanya masalah utama penyebab,menurunnya minat siswa terhadap ekstra kurikuler kelompok ilmiah remaja (KIR).
    2. Sebagai tolak ukur agar di masa mendatang, kelompok ilmiah remaja ini bisa lebih di minati oleh para siswa.
    3. Agar Kegiatan KIR di MAN 1 SRAGEN, bisa bangkit. Dan menunjukkan prestasi di dunia pendidikan.
    4. Sebagai suntikan semangat agar kegiatan KIR di MAN 1SRAGEN, bisa lebih berkembang.
    5. Agar adanya kesadaran dari pihak siswa bahwa kegiatan KIR ini sebenarnya sangat mengasyikkan dan bermanfaat bagi siswa itu sendiri.

    BAB 2 KAJIAN PUSTAKA


    1. PENGERTIAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA

    1. Sejarah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

    Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) atau Youth Science Club (YSC) awalnya dibentuk khusus untuk remaja yang berusia sekitar 12-18 tahun oleh UNESCO. Pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan umur tersebut dirubah menjadi 12-21 tahun. Youth Science Club (YSC) di Indonesia dikenal dengan nama Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang terbentuk atas inisiatif remaja Indonesia sendiri. Diawali pada tahun 1969, Koran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya setelah difasilitasi oleh LIPI dan mengalami berbagai perkembangan, Remaja Yudha Club berubah menjadi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

    1. Tujuan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

    Secara umum kegiatan kelompok ilmiah remaja ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, pengalaman, dan kedisiplinan, kejujuran, serta daya juang untuk IPTEK pada masa kini dan masa mendatang. Dan secara khusus tujuan kegiatan ini ialah :

    1.Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa secara ilmiah
    2. Menyiapkan remaja menjadi calon ilmuan muda
    3. Meningkatkan rasa ingin tahu, pantang menyerah

    1. Manfaat Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) bagi beberapa pihak

    1. Bagi siswa
    • Meningkatnya daya nalar, dan daya berkreasi
    • Meningkatkan rasa ingin tahu, pantang menyerah dan minat baca yang tinggi dan menambah wawasan beserta pengalaman
    1. Bagi guru
    • Menambah wawasan IPTEK dan pengetahuan tentang pendidikan
    • Meningkatnya ketrampilan dalam mendidik siswa
    1. Bagi pihak sekolah
    • Memberikan nilai tambah dan suatu keunggulan kompetitif bagi sekolah
    • Dapat memperluas hubungan kerja sama dengan sekolah lain atau instansi lain

      BAB 3 METODE PENELITIAN

      1. METODE PENELITIAN

      Penelitian ini kami lakukan dengan meode angket dan juga wawancara. Untuk metode angket langsung kami sebarkan kepada responden. Responden yang di pilih yaitu, para anggota kelompok ilmiah remaja (siswa). Sedangkan untuk wawancara responden yang dipilih yaitu pihak pengajar KIR dan beberapa siswa MAN 1 Sragen yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR. Sedangkan instrumen dari penelitian yang digunakan adalah dengan angket dan juga hasil wawancara.

      1. LANGKAH-LANGKAH METODE PENELITIAN
      1. Pengambilan data autentik (absensi ekstrakurikuler KIR tahun pelajaran 2012-2013)
      2. Hipotesis sementara (seberapa jauh penurunan minat siswa terhadap KIR setiap bulannya)
      3. Pembuatan angket untuk siswa yang anggota ekstrakurikuler KIR di sertai beberapa wawancara pada siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR
      4. Wawancara dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR
      5. Penyebaran angket
      6. Mengambil angket yang telah di sebar
      7. Menyimpulkan kebenaran dari hipotesis sementara,dan menyimpulkan sebab dari permasalahan
      8. Membuat laporan

      1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

      1. Penyebaran angket untuk seluruh anggota ekstrakurikuler KIR

      Tempat : di setiap kelas yang beranggotakan siswa KIR
      Waktu : 09.30 (disaat istirahat pertama)
      Hari,tanggal,bulan,tahun: Senin,22 April 2013

      1. wawancara dengan beberapa siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR

      Tempat : di lingkungan MAN 1 Sragen
      Waktu : 09.30 (istirahat pertama)
      Hari,tanggal,bulan,tahun : Senin s/d sabtu, 15-20 April 2013

      1. Wawancara langsung dengan pihak pengajar ekstrakurikuler KIR

      Tempat : di gang kecil, di depan ruangan LAB. Komputer MAN 1 Sragen
      Waktu : 14.30 (setelah kegiatan ekstrakurikuler KIR selesai)
      Hari,tanggal,bulan,tahun: Jumat , 19 April 2013

      BAB 4 HASIL PENELITIAN

      Dari data di atas kami dapatkan bahwa pada bulan februari dan april terjadi penurunan minat siswa dalam esktrakurikuler KIR hal ini dibuktikan dengan sedikitnya yang masuk dan lebih banyak nya yang membolos. Dari 40 respoden yang di pilih yaitu 20 anggota aktif maupun pasif kegiatan ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013 dan 20 siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.
      Dari 20 responden yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR, telah di analisa menunjukkan pengetahuan dan informasi untuk kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Sragen sangat lah minim.

      Ternyata keberadaan ekstrakulikuler KIR di MAN 1 Sragen, belum begitu di kenal. Hal ini di buktikan dengan adanya pengakuan dari responden Sebesar 77,5% menyatakan dan mengakui kegiatan KIR termasuk ekstrakurikuler yang belum terkenal selain itu mereka juga tidak tahu kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan nya apa, visi dan misi nya apa, manfaat untuk siswa apa dan dan tak jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.

      22,5%, menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 Sragen, menyita waktu mereka untuk bermain dan juga di karenakan terlalu banyak mengikuti organisasi.



      BAB 5 PEMBAHASAN
      Sesuai dengan Tujuan kami dalam melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui penyebab menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013. Maka dari itu kami bentuk dalam dua pembahasan
      1. Pembahasan masalah dalam ekstrakurikuler KIR
      2. Pembahasan masalah pandangan KIR oleh siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler KIR


      • PEMBAHASAN MASALAH DALAM EKSTRAKURIKULER KIR

      Setelah kami menyebarkan angket kepada 20 anggota KIR baik yang aktif maupun anggota yang pasif. Kami dapatkan beberapa permasalahan yang menyebabkan kegiatan ekstrakurikuler KIR ini menurun adalah :

      Ekstrakurikuler KIR di dalam melakukan penelitian/percobaan memang tidak selalu berjalan dengan mulus, dan beberapa kali percobaan/penelitian itu menjadi terbengkalai dan di lupakan. Sebesar 100% responden anggota KIR menyatakan bahwa hal itu bisa terjadi di karenakan tidak adanya pemahaman lengkap dan waku yang sangat terbatas untuk membahas percobaan/penelitian tersebut. hal ini juga di akui sendiri oleh pihak pengajar ‘karena terlalu banyak kegiatan,waktu yang terbatas,dan juga biaya’ tuturnya tegas.

      Kurangnya peralatan yang menunjang kegiatan dan kurangnya perhatian yang cukup dari pihak sekolah. Menjadi salah satu permasalahan penting. 65% responden menyatakan ekstrakurikuler KIR, belum mempunyai peralatan ekstrakurikuler yang memadai. Hal ini membuat mereka di saat melakukan penelitian/percobaan menjadi kalang kabut di saat mencari peralatan yang di butuhkan dan salah seorang dari mereka menuturkan ‘jika peralatan yang di sediakan sudah memadai biarpun minim,hal itu kan dapat membuat kami menjadi lebih leluasa dalam mendapatkan ide untuk penelitian/percobaan dengan peralatan yang sudah ada’ tuturnya. sedangkan 35% responden mengaku bahwa belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pihak sekolah,menurut mereka ekstrakurikuler KIR masih jauh di belakang beberapa bentuk organisasi yang di elu-elukan seperti Osis,DA, dan pramuka.

      Salah satu pantun yang tepat untuk masalah yang satu ini adalah ‘jika tak kenal maka tak sayang’ .kami pihak peneliti dalam realita mendapatkan bahwa Kurang bersahabatnya suasana dalam anggota KIR,sebesar 55% responden menyatakan bahwa beberapa kakak kelas XI IA maupun IS yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak begitu akrab dengan kelas X ,cuek dengan adik kelas, dan mereka hanya berinteraksi dengan sesama kelas XI. sebesar 45% menyetujui pernyataan di atas dan juga menyatakan banyak anggota KIR yang jarang masuk sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi di antara mereka.

      Seperti kata pihak pengajar di saat kami wawancarai bahwa KIR itu berkembang atau tidak nya tergantung siswa-siswinya. dalam penelitian yang telah di dapatkan dari sumber yang autentik berupa absensi. Kami mendapatkan sebesar 65% dari anggota KIR adalah anggota pasif, mereka jarang masuk KIR hal di sebabkan tidak bisanya mengatur waktu,dan ada yang lebih parahnya lagi tidak tahu jadwal KIR padahal beberapa temannya sudah pernah menginggatkan perubahan waktu di KIR. Hal ini di sertai pula oleh 35% responden menyatakan bahwa mereka secara terpaksa tidak ikut KIR hal itu di karenakan ada kepentingan lain yang sangat penting dan tidak bisa untuk di tinggalkan.

      Sebuah ide yang cemerlang dari pihak siswa adalah salah satu kunci utama meraih kesuksesan dalam suatu kegiatan. Tetapi dalam penelitian kami 72% anggota KIR di saat ingin mengutarakan sebuah Ide, mereka malu-malu dan takut bila ide itu hanya ide tidak berguna, maka tidak di utarakan pada pihak pengajar. Dan hanya 28% dari responden yang mengutarakan ide mereka dengan berani.

      Ekstrakurikuler KIR memang banyak melakukan penelitian/percobaan dengan cara kerjasama. Tetapi,beberapa dari responden kurang enjoy di saat melakukan kerjasama hal ini tidak lain dan tidak bukan di karenakan kurangnya komunikasi di antara mereka. Yang menyebabkan di saat penelitian/percobaan hasilnya kurang memuaskan. Hal ini juga di kuatkan dengan 40% responden menyatakan sikap mereka disaat percobaan/penelitian hanya masa bodoh. Sedangkan 35% dari responden bersikap sangat antusias dan bersemangat. Sisanya 25% responden hanya bersikap biasa saja dalam melakukan percobaan/penelitian.


      Waktu dan kegiatan memang sering kali menjadi hambatan dalam diri manusia. Tetapi jika manusia nya itu sendiri bisa mengatur waktunya dengan baik maka kesuksesan dapat di raihnya. Dalam kegiatan KIR ke efisienan waktu dalam membahas dan menerima saran,didikan dari pihak pengajar masihlah sangat minim. Sebesar 68,5% responden menyatakan waktu ekstra KIR ini kuranglah sangat efisien. Hal ini di karenakan banyak dari mereka yang sudah letih setelah pulang sekolah. Yang membuat mereka tidak konsentrasi lagi dalam menerima informasi dan saran dar pihak pengajar. Tetapi 31,5 responden menyangkal hal itu mereka berpendapat bahwa kegiatan KIR sudah sangat tepat waktunya dan memang sedikit kurang efisien di karenakan waktu yang terbatas untuk membahas suatu masalah yang sedang di teliti. Menurut pihak pengajar sebenarnya kegiatan KIR itu tidak harus di kerjakan di sekolah di saat kegiatan KIR berlangsung,melainkan di rumah maupun di luar sekolah. Tetapi hal ini juga di tolak oleh beberapa responden yang kami wawancarai. Mereka menyatakan kalau melakukan kegiatan KIR di luar sekolah apalagi tidak ada pembimbing sangat sulit untuk mencapai konsentrasi,dan akhirnya kami malah lebih banyak bercanda ketimbang melakukan kegiatan KIR.

      • PEMBAHASAN MASALAH PANDANGAN KIR OLEH SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKULIKER KIR

      Dari wawancara kami mendapatkan. Ternyata keberadaan ekstrakulikuler KIR di MAN 1 Sragen, belum begitu di kenal. Hal ini di buktikan dengan adanya pengakuan dari responden Sebesar 77,5% menyatakan dan mengakui kegiatan KIR termasuk ekstrakurikuler yang belum terkenal selain itu mereka juga tidak tahu kegiatan KIR itu sebenarnya tujuan nya apa, visi dan misi nya apa, manfaat untuk siswa apa dan dan tak jarang banyak dari mereka yang enggan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR.

      Selain itu ,22,5% responden menyatakan tidak tahu bahwa ada sebuah kegiatan ekstrakurikuler KIR di MAN 1 Sragen. sungguh sangat ironis. mereka beranggapan mengikuti ekstrakurikuler KIR itu menyita waktu mereka untuk bermain dan juga di karenakan mereka sudah terlalu banyak mengikuti organisasi.

      Maka dari pembahasan yang telah kami paparkan. Penyebab menurunya minat siswa dalam memgikuti kegiatan ekstrakurikuker KIR disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
      • Kurang nya interaksi antar anggota KIR
      • Kurangnya pemahaman siswa dalam tujuan mengikuti KIR dan kesadaran bahwa mengikuti ekstrakurikuler KIR itu sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa
      • kurangnya tanggung jawab siswa dalam menjalani ekstrakurikuler yang telah dia pilih
      • Di karenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai membuat KIR kurang begitu di minati oleh siswa.
      • Dan hal yang penyebab yang paling penting dalam penelitian ini adalah kurangnya perhatian dari pihak siswa terhadap ekstrakurikuker KIR dan kurangnya keberanian dalam mengutarakan ide yang berakibat fatal yaitu tidak bisa berkembangnya kegiatan KIR di MAN 1 Sragen


      (gambar di atas adalah salah satu bentuk kegiatan KIR yang sempat kami abadikan sebagai pelengkap laporan penelitian)

      • Penjelasan gambar
      • Dari gambar itu kami buktikan bahwa anggota KIR yang aktif hanya beberapa orang saja.
      • Kegiatan KIR pun di lakukan di dalam sebuah kelas X tepat nya kelas X-E

      Seperti kata Bapak Syaiful Rohman dalam Kompas (2011) bahwa perlu inisiatif, kepedulian dan peran serta semua pemangku kepentingan (stakeholders) baik siswa, pihak sekolah, pihak pngajar eskul KIR. Agar Ekskul KIR itu bisa berkembang dan maju.

      BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

      KESIMPULAN

      Dari penelitian yang telah di lakukan maka kami simpulkan penyebab dari menurunya minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR pada tahun 2013 yaitu :
      • Sarana dan prasarana yang kurang memadai
      • Termasuk kategori ekstrakurikuler yang kurang terkenal di MAN 1 Sragen
      • Kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari pihak sekolah, masih kalah dengan organisasi lainya.
      • Kurang adanya informasi yang lengkap tentang ekstrakurikuler KIR
      • Pihak siswa anggota KIR yang lebih banyak masa bodoh, dan tidak mau berkembang.


      SARAN

      Sehubungan dengan penurunan minat siswa terhadap ekstrakurikuler KIR hendaknya sekolah melengkapi sarana dan prasarana KIR yang cukup memadai. Dan kepada pihak siswa agar sadar dan bangkit semangat nya bahwa sebenarnya kegiatan ekstrakurikuler ini sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Dan terakhir pesan dari pihak pengajar semoga KIR di tahun mendatang bisa lebih maju, berkembang dan peminatnya lebih banyak.

      DAFTAR PUSTAKA

      Sutirjo,2004, Penulisan karya ilmiah SMP & SMA,Jakarta,Citra mentari Group

Selasa, 17 September 2013

Laporan Praktikum KIR

MEMBUAT KEJU DARI SUSU SAPI

Pengampu : Bpk. WASIS SUHARTO S.si

Disusun oleh :
1.YOLANDA PUTRI
2. KHORI ARSYIZI HAKIM




KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN 2012


Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat,nikmat dan hidayah-Nya kita mampu menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, sahabat serta pengikutnya yang setia. Laporan yang berjudul “Membuat keju dari susu segar” dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas ekstrakurikuler KIR(karya ilmiah remaja).Dalam penulisannya, penyusun mengalami beberapa kendala..Penyusun sadar bahwa laporan ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.Oleh karena itu, penyusun memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penyusun juga senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak penyusun bisa berkarya lebih baik lagi.Harapanpenyusun.Semoga laporan ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.




Sragen Oktober,2012

Penyusun






1.JUDUL PERCOBAAN
Membuat keju dari susu segar

2.TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui metode pembuatan keju

3.DASAR TEORI
1 Keju
Salah satu hasil aplikasi bioteknologi menggunakan mikroba adalah dairy product atau produk susu. Contohnya adalah keju. Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapikambingdomba, dan mamalia lainnya. Sebenarnya, keju telah ditemukan sejak dulu. Sebagian besar orang menduga bahwa keju pertama kali dibuat di daerah Timur Tengah. Menurut sebuah legenda Arab, seorang pengembara berkelana dengan kudanya sambil membawa susu dalam tempat minumnya. Setelah beberapa jam, ternyata susu itu telah terpisah menjadi gumpalan putih dan cairan berwarna pucat. Hal tersebut disebabkan oleh tempat minum yang terbuat dari perut sapi muda mengandung enzim yang dapat menggumpalkan susu, cahaya matahari yang terik dan gerakan kuda selama berkelana. Tanpa mengetahui hal itu, si pengembara mencicipi cairan dan gumpalan itu, dan menganggap rasanya enak. Ada juga yang meyakini bahwa keju telah dinikmati bangsa Sumeria di Mesopotamia beberapa tahun sebelum Masehi. Sebuah gambar di bangunan pemujaan dewi Ninchursag menunjukkan bahwa pada masa itu keju telah diproduksi. Sementara legenda Yunani mengatakan bahwa keju ditemukan oleh Aristaeus, anak dari Dewa Apollo dan Cyrene. Pada masa kerajaan Romawi, pembuatan keju mulai berkembang dengan keahlian dan pengetahuan yang tinggi. Mereka telah menemukan berbagai cara pembuatan dan pematangan, sehingga jenis keju semakin banyak dan bervariasi. Dalam Abad Pertengahan, keju banyak dikembangkan di biara.
Dalam dasar teori lainya Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal.
Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab.
Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

2. Kandungan Gizi

Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari pendingin Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering.
1. Lemak
Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki kandungan lemak hingga 12%.Sedangkan kandungan lemak pada keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.
2. Protein
Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah menjadi oligopeptide dan asam amino. Proses ini berpengaruh terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.
3. Mineral
          Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung sekitar 200ml kalsium. Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan asam. Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses pembuatannya.
4. Vitamin
          Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air yang hilang terbawa air dadih.  Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12, biotin, asam pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih.
5. Laktosa
          Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%.Hal ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa dan penderita diabetes.

4. ALAT DAN BAHAN
  1. Susu segar 1 Liter
  2. Jeruk lemon 3 buah
  3. Panci
  4. Kompor
  5. Saringan
  6. Pengaduk

    5.TATA LAKSANA PERCOBAAN

    1. Masak susu dalam panci dan terus diaduk sampai mendidih. (susu harus terus diaduk agar tidak hangus atau lengket)
    2. Diaduk terus menerus selama ± 15 menit
    3. Setelah mendidih api dimatikan,panci masih terletak diatas kompor
    4. Adonan masih tetap dalam proses diaduk
    5. Lalu didiamkan beberapa menit
    6. tidak lupa ditetesi larutan asam dari jeruk lemon dengan kapasitas 3 sendok teh
    7. Aduk secara rata dengan sendok dan biarkan di atas kompor selama 5-10 menit.
    8. ditunggu Hingga terjadinya penggumpalan atau koagulasi (susu akan terpisah menjadi endapan atau zat padat dan bagian cair)
    9. Setelah endapan telah benar-benar terkumpul padat di bagian atas, maka koagulasi telah sempurna
    10. Endapan diambil, dengan sendok secara hati-hati agar tidak pecah dan menyebar kembali ke dalam Bagian cair
    11. Terakhir adonan Keju disaring agar endapan atu zat padat dapat terpisah dengan bagian cair
    12. Keju siap disantap






    6.HASIL PENGAMATAN

    Hasil
    Susu Segar
    Bentuk
    Gumpalan Lembek
    Bau
    Bau khas susu
    Warna
    Putih Susu
    Rasa
    Asam dan Hambar
    Lama Koagulasi
    ± 10 Menit

    7. Pembahasan
    Keju merupakan salah satu hasil makanan terfermentasi yang berasal dari susu. Oleh karena itu, pembuatan keju adalah contoh aplikasi mikrobiologi dalam bidang pembuatan makanan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan keju, serta mengetahui pengaruh macam susu (susu segar dan susu pasteurisasi) pada bentuk, warna, bau, dan rasa keju. Prinsip kerjanya adalah menggunakan mikroba untuk memfermentasikan susu dan memecah protein sehingga dihasilkan keju. Bahan utama yang digunakan dalam percobaan ini adalah susu hewan, yaitu susu sapi. Dalam pembuatan keju digunakan susu hewan karena mengandung protein susu, yaitu kasein sehingga dapat dipecah dan diendapkan. Susu sapi yang digunakan berupa susu sapi segar.
    Langkah pertama susu segar dituangkan kedalam panci lalu direbu hingga mendidih tak lupa disaat proses merebus pastikan adonan keju selalu diaduk,setelah mendidih api dimatikan agar proses koagulasi sempurna. Setelah didiamkam, susu akan terpisah menjadi endapan dan bagian cair. Endapan mengumpul di bagian atas, sedangkan bagian cair terletak di bawah. Apabila endapan telah benar-benar terkumpul padat di bagian atas, artinya koagulasi telah sempurna dan keju siap dipanen. Lamanya koagulasi sempurna untuk tiap jenis susu berbeda. Pada percobaan ini, susu segar terkoagulasi sempurna setelah ± 10 menit.Setelah terpisah sempurna, Endapan dapat diambil. Pengambilan Endapan dilakukan dengan sendok secara hati-hati agar tidak pecah dan menyebar kembali ke dalam Bagian cair. Untuk mengurangi kadar air dari Endapan, dilakukan penyaringan. Endapan diambil, lalu diletakkan di atas saringan kecil yang dilapisi kain tipis (saputangan). Endapan diaduk sedikit agar airnya keluar.Setelah itu Bagian cair dibuang.
    Dari Percobaan ini dapat diketahu bahwa Keju mentah yang berasal dari susu segar mempunyai rasa asam khas susu.dalam percobaan kali ini Susu segar tidak mengalami proses pengawetan dan penambahan bahan lain sehingga masih murni. Oleh sebab itu rasanya masih asli karena benar-benar hanya berasal dari susu saja.




    8.KESIMPULAN
    Dari praktikum pembuatan Keju yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
    1. Proses pembentukan keju meliputi 3 langkah proses penting, yaitu pengasaman, koagulasi, dehidrasi.

      9.DAFTAR PUSTAKA

      Diah Aryulina, Choirul Muslim, Syalinaf Manat, Endang Widi Winarmi. 2009.
       Biologi 3 : SMAdan MA untuk kelas XII.